mas variz
Sabtu, 01 Juni 2013
Minggu, 19 Mei 2013
BAJA PERKAKAS
BAJA
PERKAKAS
Baja perkakas (tool steel), yang dikenal juga
sebagai baja premium, adalah satu jenis baja yang dirancang untuk aplikasi
seperti alat memotong baja lain pada mesin perkakas, alat penumbuk (punch),
landasan cetak (die), cetakan cor (mold), pisau pemotong, pahat
dan alat-alat sejenis. Untuk bisa menjalankan aplikasiaplikasidi atas, baja
perkakas harus mempunyai kelebihan dalam hal kekuatan(strength),
kekerasan (hardness), kekerasan ketika panas (hot hardness),
ketahananterhadap aus (wear resistance), dan keuletan (toughness)
terhadap impak (impact).Baja perkakas dibagi menjadi tujuh kelompok
berdasarkan aplikasinya, dandengan sendirinya juga berdasarkan komposisinya.
AISI (American Iron and SteelInsitute) menggunakan skema klasifikasi yang mengunakan
sebuah huruf prefiksuntuk mengidentifikasikan baja perkakas.
KLASIFIKASI
BAJA PERKAKAS
Berikut ini
adalah tujuh kelompok tersebut,beserta huruf prefiks dan uraiannya. Sedangkan
dalam tabel setelahnya diperlihatkan komposisi kimia beberapa jenis baja paduan
yang termasuk dalam baja perkakas.
1. T,
M High-speed tool steels, digunakan sebagai alat potong dalam
mesin-mesinpemroses. Dirancang sehingga mempunyai ketahanan tinggi terhadap aus
dan tetap mempunyai kekerasan tinggi walaupun dalam keadaan panas.Kode baja
perkakas dalam kelompok ini memakai prefiks T kalau mengandung Tungsten, dan
memakai prefiks M kalau mengandung Molibdenum.
2. H
Hotworking tool steel, digunakan untuk aplikasi cetakan (dies)
yangdioperasikan dalam keadaan panas, seperti penempaan (forging),
ekstrusi,dan cetakan pada pengecoran. Prefiks H untuk hot.
3. D
Cold-work tool steels, adalah baja untuk aplikasi cetakan (dies)
yangdioperasikan dalam keadaan dingin, seperti pekerjaan pres terhadaplembaran
baja, ekstrusi dingin, dan beberapa operasi penempaan (forging).Prefiks
D untuk die. Kelompok ini berhubungan erat dengan kode AISI yang
memnggunakan prefiks A dan O. Prefiks A untuk air hardening (pengerasanyang
pendinginannya mengunakan udara, dan prefiks O untuk oil hardening(pengerasan
yang pendinginannya mengunakan oli). Kelompok inimempunyai kelebihan dalam
ketahanan terhadap aus, dan rendahnya distorsi.
4. W
Water hardening tool steels, mempunyai kandungan karbon yang
tinggi,dengan sedikit (atau tidak ada sama sekali) elemen lain yang dipadukan.
Baja kelompok ini hanya bisa diperkeras dengan cara pencelupan cepat ke dalam
air. Baja jenis ini dipakai secara luas karena biayanya rendah, tapi
penggunaannya terbatas hanya pada aplikasi bertemperatur rendah. Prefiks W
untuk water.
5. S
Shock-resistant tool steels, ditujukan untuk aplikasi dimana
diperlukankeuletan (toughness) yang tinggi, seperti pada operasi shearing
pada logamlembaran, punching dan bending.
6. P
Mold steels, digunakan untuk aplikasi cetakan yang digunakan untuk mencetak
plastik dan karet.
7. L
Low-alloy tool steels, kelompok ini berisi bermacam baja perkakas
untukaplikasi khusus.
UNSUR PADUAN DAN PENGARUH PADUAN
Biasanya baja perkakas mengandung
unsur carbon antara 0,5%-1,4% ,Disamping unsure rahasia perusahaan yang hanya
biasa diketahui dengan uji komposisi kimia ,biasanya baja perkakas mengandung
unsure:
1.
Carbon(C)
·
Karbon
merupakan unsur 'pengeras utama' pada baja. Jika kadar Carbon ditingkatkan maka
akan meningkatkan kekuatannya akan tetapi nilai impact baja tersebut akan
menurun
·
Merupakan
paduan utama dan pengaruhnya sangat besaar pada baja dengan membentuk karbida
Fe3C/simentit yang keras
·
Penambahan prosentase karbon akan meningkatkan
kekerasan dan kekuatan baja tetapi sifat elastis ,kemampuan baja untuk di tempa
dan di las menurun begitu juga machinibilitynya
·
Kadar karbon tidak mempengaruhi pada daya
tahan korosi terhadap air,asam dan gas
2.
Silikon(Si)
·
Unsur
ini akan selalu ada dalam baja karena bijih besi selalu mengandung silicon Pada baja maksimal 0,35%
·
Menaikan
sifat mekanik
·
Menaikan
pada ketahanan tarhadap unsur kimia (14% Si) tapi sifatnya menjadi kaku
3.
Krom(Cr)
·
Membentuk
karbida(tergantung perlakuan dan kadarnya)
·
Meningkatkan
temperatur austenisasi
·
Meningkatkan
ketahann korosi
·
Meningkatkan
mampu keras
·
Meningkatkan
kekuaatanya dan kekerasan
·
Meningkatkan ketahanan aus
Jadi unsure Cr berfungsi untuk
meningkatkan mampu las dan mampu panas baja.Kekuatan tarik, ketangguhan serta
ketahanan terhadap abrasi juga bisa meningkat. Bisa juga meningkatkan
hardenabilyti material jika mencapai kandungan 50%.
4. Mangan(Mn)
·
Berperan
meningkatkan kekuatan dan kekerasan
·
Menurunkan
laju pendinginan kritik
·
Meningkatkan
ketahanan abrasi
·
Memperbaiki
kualitas permukaan
·
Mengikat
Sulfur (S) sehingga memperkecil terbentuknya sulfide besi (FeS) yang dapat
menimbulkan rapuh panas (hot shortness
Mangan juga berperan menurunkan laju
pendinginan sehingga mampu meningkatkan mampu keras baja dan kekuatan terhadap
tahanan abrasi. Hal ini dikarenakan mampu mengikat belerang yang mampu
memperkecil terbentuknya sulfida besi yang bisa menyebabkab abrasi
(HOT-Shortness) dapat diminimalkan.
5. Molibden(Mo)
·
Sangat
besar pengaruhnya terhadap sifat mampu keras dibanding unsur lain
·
Menaikkan
kekuatan, kekerasan
·
Dikombinasikan
dengan krom dan nikel akan menghasilkan titik luluh dan kekuatan tarik yang
tinggi
·
Mempunyai
kecenderungan yang tinggi untuk membentuk karbida
·
Menurunkan
kepekaaan terhadap temper embrittlement
·
Meningkatkan
kadar kekerasan,ketangguhan,keuletan,ketahanan baja terhadap temperatur yang
tinggi. Mo juga bisa menurunkan temper embritment.
6.
Vanadium(V)
)
·
Memeberikan
pengaruh positf terhadap kekuatan tarik, kekuatan dan kekerasan pada tmperatur
tinggi seta meningkatkan batas mulur juga.
Biasanya digunakan untuk perkakas kontruksi yang akan menerima tegangan tinggi
Biasanya digunakan untuk perkakas kontruksi yang akan menerima tegangan tinggi
·
Menaikkan
titik luluh dan kekuatan
·
Pembentuk
karbida yang kuat dan stabil
·
Penambahan
sedikit Vanadium menaikkan kekerasan pada temperatur tinggi dan mengurangi
pertumbuhann butir.
C, Mn dan Ni merupakan unsur-unsur
penyetabil austenite, sedang Si, Cr, Mo,W dan Al merupakan unsur-unsur
penyetabil ferit.Ti, Nb, Cr, W, Mo, V, Ta, Zr merupakan unsur-unsur pembentuk
karbida.Proses perlakuan panas yang berbeda akan menghasilkan struktur mikro yang
berbeda pula.Struktur mikro yang akan ada pada baja akibat proses perlakuan
panas adalah ferit, sementit, perlit, bainit, martensit dan karbida.
KARAKTERISTIK
BAJA PERKAKAS
1.
Nondeforming
property
• Perkakas biasanya dikeraskan dengan laku panas
• Pada pemanasan dan pendinginan baja akanmengalami pemuaian dan penyusutan mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran mungkin juga terjadi distorsi atau retak
• Nondeforming property baik tidak banyak mengalami perubahan bentuk dan dimensi
• Perkakas yang kompleks atau yang mempunyai perbedaan penampang yang drastis harus mempunyai sifat nondeforming yang baik
• Biasanya air-hardening mempunyai sifat nondeforming yang baik
• Perkakas biasanya dikeraskan dengan laku panas
• Pada pemanasan dan pendinginan baja akanmengalami pemuaian dan penyusutan mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran mungkin juga terjadi distorsi atau retak
• Nondeforming property baik tidak banyak mengalami perubahan bentuk dan dimensi
• Perkakas yang kompleks atau yang mempunyai perbedaan penampang yang drastis harus mempunyai sifat nondeforming yang baik
• Biasanya air-hardening mempunyai sifat nondeforming yang baik
2.
Deep
of hardening
• Perkakas sering kali memerlukan kekerasan pada seluruh penampang
• Dalamnya penetrasi kekerasan ini berkaitan dengan hardenability
• Semua unsur paduan, kecuali cobalt, menaikkan hardenability
• Bila diperlukan kekerasan sampai ke bagian dalam maka dipilih high alloy steel (deep hardening)
• Shallow hardening steel, seperti group W, group F,dan beberapa group P harus diquench dengan air
• Perkakas sering kali memerlukan kekerasan pada seluruh penampang
• Dalamnya penetrasi kekerasan ini berkaitan dengan hardenability
• Semua unsur paduan, kecuali cobalt, menaikkan hardenability
• Bila diperlukan kekerasan sampai ke bagian dalam maka dipilih high alloy steel (deep hardening)
• Shallow hardening steel, seperti group W, group F,dan beberapa group P harus diquench dengan air
3.
Toughness
• Ketangguhan didefinisikan sebagai kemampuan menahan beban tanpa menjadi patah, bukan kemampuan menyerap energi selama deformasi
• Perkakas biasanya harus kaku (rigid), tidak boleh terjadi deformasi plastic sedikitpun
• Perkakas dengan kadar karbon rendah dan medium (group S dan H) akan mempunyai ketangguhan paling baik, karenanya dikelompokkan dalam shock resisting tool steel
• Shallow hardening steel dengan inti yang tangguh dan lunak dianggap mempunyai ketangguhan baik
• Cold-work tool steel, yang kadar karbonnya tinggi, cenderung agak getas dan
• Ketangguhan didefinisikan sebagai kemampuan menahan beban tanpa menjadi patah, bukan kemampuan menyerap energi selama deformasi
• Perkakas biasanya harus kaku (rigid), tidak boleh terjadi deformasi plastic sedikitpun
• Perkakas dengan kadar karbon rendah dan medium (group S dan H) akan mempunyai ketangguhan paling baik, karenanya dikelompokkan dalam shock resisting tool steel
• Shallow hardening steel dengan inti yang tangguh dan lunak dianggap mempunyai ketangguhan baik
• Cold-work tool steel, yang kadar karbonnya tinggi, cenderung agak getas dan
dikatakan ketangguhannya rendah
4.
.
Wear resistance
• Didefiniskan sebagai ketahanan terhadap abrasi atau ketahanan terhadap kehilangan toleransi dimensi
• Dimiliki oleh semua baja perkakas tetapi ada beberapa baja perkakas yang sangat baik sifat tahan ausnya terutama yang mengandung partikel-partikel karbida yang tak larut
• Wear resistance teruatama dibutuhkan oleh perkakas potong bermata tunggal
• Didefiniskan sebagai ketahanan terhadap abrasi atau ketahanan terhadap kehilangan toleransi dimensi
• Dimiliki oleh semua baja perkakas tetapi ada beberapa baja perkakas yang sangat baik sifat tahan ausnya terutama yang mengandung partikel-partikel karbida yang tak larut
• Wear resistance teruatama dibutuhkan oleh perkakas potong bermata tunggal
5.
Red-hardness
• Disebut juga hot-hardness, dikatakan sebagai kekerasan pada temperatur tinggi
• Red-hardness banyak berkaitan dengan ketahanan terhadap tempering pada baja
• Sifat ini diperlukan pada perkakas potong kecepatan tinggi dan perkakas untuk hot-working
• Unsur paduan carbide former, seperti chromium, tungsten, molybdenum sangat memperbaiki sifat ini
• Baja dengan kandungan unsur-unsur tersebut dalam jumlah banyak akan memiliki sifat red-hardness yang sangat baik
• Disebut juga hot-hardness, dikatakan sebagai kekerasan pada temperatur tinggi
• Red-hardness banyak berkaitan dengan ketahanan terhadap tempering pada baja
• Sifat ini diperlukan pada perkakas potong kecepatan tinggi dan perkakas untuk hot-working
• Unsur paduan carbide former, seperti chromium, tungsten, molybdenum sangat memperbaiki sifat ini
• Baja dengan kandungan unsur-unsur tersebut dalam jumlah banyak akan memiliki sifat red-hardness yang sangat baik
6.
Machinability
• Kemampuan suatu bahan untuk dipotong dan menghasilkan permukaan yang halus
• Faktor yang berpengaruh: kekerasan pada kondisi anealed, strukturmikro dan banyaknya karbida
• Baja perkakas lebih sulit dimachining dibandingkan dengan baja konstruksi
• Carbon tool steel (group W) mempunyai machinability paling baik diantara baja perkakas
• Machinability dan workability menurun dengan makin tingginya kadar karbon dan paduan
• Unsur pembentuk karbida yang kuat seperti chromium, vanadium dan molybdenum membentuk sejumlah besar partikel karbida sesudah annealing sehingga baja sulit dimachining
• Kemampuan suatu bahan untuk dipotong dan menghasilkan permukaan yang halus
• Faktor yang berpengaruh: kekerasan pada kondisi anealed, strukturmikro dan banyaknya karbida
• Baja perkakas lebih sulit dimachining dibandingkan dengan baja konstruksi
• Carbon tool steel (group W) mempunyai machinability paling baik diantara baja perkakas
• Machinability dan workability menurun dengan makin tingginya kadar karbon dan paduan
• Unsur pembentuk karbida yang kuat seperti chromium, vanadium dan molybdenum membentuk sejumlah besar partikel karbida sesudah annealing sehingga baja sulit dimachining
7. Resistance to decarburization
• Keluarnya karbon dari baja yang terjadi selama baja dipanaskan (heat treatment) diatas 700 oC
• Jika terjadi decarburasi maka kekerasan yang diharapkan tidak akan tercapai
• Dekarburasi dapat dicegah dengan beberapa cara perlindungan (misal pemanasan pada protective atmosphere)
• Perkakas dengan desain yang kompleks dan tidak dapat digrinding setelah pengerasan tidak boleh mengalami decarburasi
• Shock-resisting tool steel paling jelek, hot-work tool steel agak baik dan carbon tool steel paling baik ketahanan terhadap decarburasi
KODEFIKASI BAJA PERKAKAS
APLIKASI BAJA PERKAKAS
Baja perkakakas seperti alat memotong baja lain pada
mesin perkakas, alat penumbuk (punch), landasan cetak (die),
cetakan cor (mold), pisau pemotong, pahat dan alat-alat sejenis.
DAFTAR
PUSTAKA
PROSES PEMBUATAN BAJA
Proses Pembuatan Baja
Keseluruhan
proses dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengerjaan :
Ø
Ijih besi menjadi besi kasar (pig iron) atau
besi spons(sponge iron)
Ø
Pengolahan besi kasar/besi spongs menjadi baja
antara lain ingot atau bilet/slab/bloom
Ø
Pengolahan bentuk menjadi benda setengah jadi
/baku berbentuk plat, strip, sklep, batang kawat, batang profil, dll.
Ø
Pengolahan lanjut bentuk setengah jadi menjadi
menjadi bentuk yang lain misalnya,
kawat, pipa, sheet, tin plated sheet, dll.
seluruhan proses itu dapat dilakukan pada satu lokasi pabrik baja yang
besar dan dapat pula dilakukan pada sejumlah pabrik yang pisah. Misalnya ada
pabrik yang hanya mengerjakan dri billet sampai suatu barang setengah jadi.
KETERANGAN GAMBAR
Besi kasar dan besi spons
Besi di alam
berada dalam bentuk,
- Oksidasi
- Sulfide
Karbonat
Karbonat
- Silikat
Semuanya itu
dinamakan bijih besi. Bijih besi yang banyak diolah adalah yang berbentuk
oksida yang mengandung unsur/senyawa lain yang biasanya disebut sebagai
pengotoran, yaitu,
- Hematid, Fe2O3 yang bercampur dengan sedikit belerang ,
phosphor, dll.
- Limanit, 2 Fe 2O3 3 H2 O, dengan sejumlah phosphor dan
pengotoran lainnya.
- Magnetit, Fe 2O 4, dengan sejumlah belerang ,
silikat, seng, dll.
- Siderit, FeCO 3, dengan pengotoran berupa
silica, alumina, magnesium, dll.
Untuk
memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses reduksi dengan menggunakan
bahan reduktor yang kuat(biasanya karbon) dan fluks dengan pemanasan. Fluks
berfungsi sebagai bahan pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan
menjadi terak.
Cara yang selama
ini banyak digunakan adalah dengan reduksi bertingkat yang dilakukan dalam
dapur tinggi (Blast Furnace). Cara lainnya adalah dengan reduksi langsung (DRI,
Direct Reduction Iron).
Dapur Tinggi
Dapur
tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diperkuat dengan tiang-tiang
baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi proses reduksi bijih besi menjadi besi
kasar (besi mentah). Selain itu juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses
reduksi tersebut.
Dapur
tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m, garis tengah puncak 4,5
m, garis tengah bawah 4m. Dapur tinggi didirikan diatas fondasi yang diperkuat
oleh tiang-tiang baja. Bagian dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang
mempunyai sifat tahan terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas.
Pada
bagian atas dapur terdapat corot pengisi yang bekerja bergantian sehingga
kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta dilengkapi dengan alat pemanas
udara dan alat pemisah debu.
Bahan-bahan
yang dimasukkan pada dapur tinggi : bijih besi, kokas, dan batu kapur. Bahan
ini disimpan dedekat dapur tinggi supaya pengisiannya mudah. Bahan-bahan
diangkut ke puncak dapur tinggi dengan alat pengangkut selapis demi selapis secara
terus-menerus.
Bahan-bahan
pengisi daput tinggi ini akan mengalami proses fisika dan kimia sebagai
berikut,
- Mula-mula dilakukan pemanasan pendahuluan, didalam dapur tinggi gas-gas hasil pembakaran yang suhunya masih panas akan naik ke atas sambil memanaskan bahan-bahan yang disikan., sehingga air dan zat-zat yang mudah menguap dalam zat-zat pengisi akan segera menguap hingga bahan2 mencadi cukup kering.
- Langkah berikutnya adalah proses reduksi, dalam dapur tinggi yang bertemperatur antara 800C sd 1400C , akan terjadi serangkaian reaksi-reaksi kimia antara lain reaksi reduksi bijih besi, reaksi pembakaran kokas, dan peruraian batu kapor. Karena pengaruh udara panas kokas akan terbakar menurut reaksi
C+CO---------------CO2
Gas
CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi sebagai berikut.
CO2+ C
----------------2CO
Gas
CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi berikut.
Fe3O4 +CO -----------
3FeO+CO2
Fe2O3 + CO ---------- 2
FeO + CO2
Kedua
reaksi tersebut dinamakan reaksi tidak langsung. Pada daerah reduksi juga
terjadi peruraian batu kapur dan mungkin juga peruraian MgCO3 ataupun FeCO3
yang mungkin terdapat dalam batu kapur tersebut menurut reaksi berikut:
CaCO3 ----------------- CaO + CO2
MgCO3
--------------- MgO +CO2
FeCO3 ------------------ FeO + CO2
Gas CO2 hasil dari
peruraian ini akan bersinggungan dan bereaksi dengan lapisan kokas menurut
reaksi berikut:
CO2 +
C ----------------- 2CO
- Langkah berikutnya adalah proses peleburan, Pada temperature 1400C sd 1600C akan terjadi peleburan hasil reduksi tak langsung dan juga terjadi pembentukan terak. Disamping itu juga akan terjadi reduksi langsung FeO oleh kokas. Reaksi kimia yang terjadi pada daerah ini adalah sebagai berikut.
a. Reaksi
langsung FO + C -------------------------------Fe + CO
b. Pembentukan terak CaO + SiO2 ---------------------- Ca SiO3
Kalau bijih besi mengandung mangan MnO +
SiO2 -----------------MnSiO3
Karena
berat jenis terak lebih ringan daripada berat jenis besi, maka terak akan mengapung
pada bagian atas. Besi mentah yang dihasilkan bukan merupakan besi murni tetapi
masih mengandung unsur yang lainnya yaitu karbon(C), yang berasal dari kokas,
sisilium (Si), Mangan(Mn), dan Phosphor (P) yang berasal dari bijih besi. Oleh
karena itu besi mentah masih harus mengalami proses pengerjaan lanjutan.
Pembuatan Baja
Baja pada
dasarnya adalah paduan besi karbon dengan kadar karbon tidak lebih dari 2.0%
disamping juga mungkin mengandung sejumlah unsur lainnya(unsur paduan dan
pengotoran). Baja di buat dari besi kasar/spongs dengan mengurangi kadar karbo
dan unsur lain yang kurang disukai.
Ada beberapa
macam cara pembuatan baja, antara lain:
1. Dengan konvertor
2. Dengan dapur siemens Martin (open Hearth
furnance)
3. Dengan dapur Listrik
Klasifikasi
proses pembuatan baja dilakukan berdasarkan pada derajat keasaman terak yang
dihasilkan.
a. Proses asam (acid)
b. Proses basa (basic)
c. Proses duplex (gabungan asam dan basa)
d. Basic Oxygen process
Pembuatan baja dengan cara konvertor
Pembuatan Baja dengan cara ini yang diolah adalah besi cair, yang
diperoleh dari dapur tinggi atau peleburan lain. Besi cari ditunagkan ke dalam
konventor kemudian dihembuskan udara /oksigen sehingga bahan dan unsur
pengotoran akan terbakar dan keluar dari besi cair berupa gas atau terak. Cara
ini mula-mula diperkenalkan oleh Henry Bessemer.
2Fe + O2
---------------------------2 FeO
Sebagian oksida
besi ini menjadi terak dan yang lainnya bereaksi dengan Si dan Mn ,
Si + 2FeO
--------------------------SiO2 + 2Fe
Mn + FeO
------------------------- MnO + Fe
Reaksi-reaksi itu akan menyebabkan panas (exothermic) dan akan menaikkan
temperature cairan. Oksida mangan dan oksida silicon ini akan menjadi terak
pada saat Si dan Mn hampir habis
temperature menjadi sangat tinggi dan karbon mulai terbakar,
C + FeO -------------------------- Fe + CO
CO berupa gas dan keluar melalui mulut konventor, disini CO akan terbakar
dan menjadi CO2. Hal ini di tandai dengan nyala api yang panjang dan terang.
Bila nyala api mulai meredup dan yang ada adalah asap kemerahan hal ini berarti
C sudah habis terbakar, dan hembusan angin harus segera dihentikan, agar besi
tidak habis terbakar. Kemudian konvertor dimiringkan dan cairan besi
dikeluarkan. Karena dalam cairan baja ini masih banyak oxygen maka perlu
diberikan oksidan (ferromangan, ferrosilikat, atau alumunium) untuk
menghilankannya. Sedangkan pengaturan kadar karbon dapat dilakukan dengan
menambahkan sejulah besi kasar ke dalam baja cair.
Proses Pembuatan Baja dengan Tanur Oksigen
Basa
Pembuatan Baja dengan Open Head Furnace
Muatan pengisian dimasukkan melalui pintu pengisian (charging door) muatan
ini dapat berupa bahan padat ataupun besi cairan. Pada proses basa juga
ditambahkan batu kapur sebagai pembentuk terak / pengikat phosphor. Reaksi yang
berlangsung sama seperti pada konventor. Sebagian Fe, Si,Mn akan teroksidasi
dan menjadi terak. Terak ini akan mengapung dipermukaan cairan sehingga
menghalangi kontak antara cairan dan udara, untuk menjamin kelangsungan reaksi
maka kedalam cairan ditambahkan bijih besi.
Proses dalam dapur ini berlangsung sangat lambat 6-14 jam sedangkan pada
konventor hanya 15 menit atau kurang). Karena proses dalam dapur sangat lambat
maka dapat dilakukan analisa kimia dari cairan pada sitiap saat dan
komposisinya dapat dikontrol dengan mudah.
Dan karena cairan besi tidak bersentuhan dengan udara luar maka baja
yang dihasilakan tidak mengandung nitrogen.
Pembuatan baja dengan electric
furnace
Pembuatan baja dengan cara ini lebih luas digunakan karena, metoda ini
akan menghasilkan panas yang sangat tinggi sehingga pemaduan dengan unsur-unsur
yang memiliki titik leleh yang sangat tinggi dapat dilakukan. Diasmping itu
atmosfir di permukaan cairan dapat dikontrol dengan mudah sehingga dapat
menghasilkan baja yang lebih bersih. Kelemahannya pada kapasitasnya yang tidak
terlalu tinggi, sehingga biasanya dipergunakan pada pabrik baja yang tidak
terlalu besar.atau hanya untuk membuat special steel dalam jumlah yang
terbatas, atau hanya dipergunakan untuk pengolahan besi tua ( remelling)
dan pabrik pengecoran (foundry).
Electric furnace
ini pada dasarnya ada dua yaitu:
1. Electrical Arc Furnace
2. Induction Furnace
Cordless Induction Furnace
BAB II
PROSES PEMBUATAN BAJA TUANG (CAST IRON)
Dalam pengertian proses produksi,
maka proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan peleburan logam,
penuangan logam cair kedalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang
pasir cetak.
Pengecoran,
tercatat sebagai suatu proses yang relatif tua, karena sudah dikenal orang
sekitar tahun 2000 S.M Bahkan sampai saat ini, pengecoran merupakan proses
dasar yang sangat penting dalam
pengembangan industri logam dan permesinan.
- Macam-macam besi tuang (cast iron)
Besi tuang atau cast iron, dapat
di golongkan kedalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu:
Kelompok A.
- Besi tuang kelabu unsur C nya berupa grafit
- Besi tuang kelabu ke putih-putih an unsur C nya berupa sementit
- Besi tuang putih
- Malleable cast iron
Kelompok B.
a. Alloy cast iron
b.
Nodular cast iron.
Secara umum, persentase Karbon cast iron adalah: 2,25 ¸ 4,3
%
Di dalam perdagangan: C nya ± 3,5
%
Pada cast iron, disamping dan terkandung pula: , , dan
- Keunggulan Besi Tuang
Dibandingkan dengan baja tuang, ada
beberapa keunggulan besi tuang ini, misalnya:
a.
Hasilnya akan lebih murah dibandingkan dengan baja
tuang
b.
Temperatur peleburan lebih rendah, oleh karena itu “Dapur
Kupola” dapat dipakai.
c.
Besi tuang cair akan lebih baik mengalirnya, sehingga
dapat mengisi rongga-rongga cetakan (mould) dengan lebih sempurna.
d.
Hasilnya siap untuk dikerjakan lebih lanjut.
e.
Menghasilkan kombinasi kekuatan tarik dan tekan yang
baik
f.
Tahan terhadap ke aus an, gerusan, dll.
- DIAGRAM ALIRAN PROSES PENUANGAN
Flowchart dibawah ini menunjukkan
tahapan-tahapan pada proses penuangan.
- Peleburan (Smelting)
Untuk mem proses atau melebur
logam, maka dapat menggunakan:
-
Dapur Kupola, yang penting diperhatikan:
-
Rotary Furnace
-
Electric Furnace
-
Air Furnace (reverborotary air furnace)
- Pembuatan Model
Pembuatan model atau pola, yang penting harus di perhatikan
adalah: logam cair, setelah membeku, akan mengalami “penyusutan”. Oleh
sebab itu, dimensi model tersebut harus diperhitungkan terhadap kemungkinan
penyusutan tersebut. Penyusutan untuk setiap logam akan selalu ber beda-beda,
sebagai contoh, dibawah ini disajikan dalam bentuk tabel besarnya penyusutan
yang terjadi untuk berbagai jenis logam.
- Cetakan (mould)
Bila dilihat dari cara penuangan logam cair ke dalam cetakan,
maka jenis cetakan dapat golongkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
A.
Cetakan diam atau “stationary mould”
- Cetakan Pasir:
- Green sand moulding
- Dry sand moulding
- Loam (tanah liat) moulding
- Hot box proses, proses dan Shell
moulding
B.
Cetakan bergerak atau “non-stationary mould”
- Investment casting
- Centrifugal casting
v
Klasifikasi Cetakan dapat di klasifikasi kan ke
dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:
1)
Ditinjau dari bahan yang pembuat nya, terdiri dari:
a)
Cetakan pasir basah (green sand moulding) dari pasir cetak yang
masih basah
b)
Cetakan kulit kering (skin dried moulding) lapisan pola akan
mengeras bila terkena panas
c)
Cetakan pasir kering (dry sand moulding) menggunakan pasir yang
kasar
d)
Cetakan lempung (loam moulding) terbuat dari batu bata, diberi lempung, u/ B.K yg besar
e)
Cetakan furan (furan moulding) terbuat dari resin, untuk
sekali pakai
f)
Cetakan pasir dicampur natrium
silikat, dialirkan CO2, maka campuran mengeras
g)
Cetakan logam proses cetak-tekan
(die casting), logam yang titik cair nya rendah
h)
Cetakan khusus terbuat dari plastik,
kertas, kayu, semen, plester atau karet
2)
Ditinjau dari cara penempatan cetakan nya, terdiri
dari:
a)
Pembuatan cetakan di meja (bench moulding) untuk benda cor yang
kecil-kecil
b)
Pembuatan cetakan di lantai (floor moulding) untuk benda cor sedang
dan besar
c)
Pembuatan cetakan sumuran (pit moulding) untuk benda cor yang
besar sekali
d)
Pembuatan cetakan dengan mesin (machine moulding) semua proses secara
mekanis
Ø
Green Sand Moulding
Pasir yang digunakan masih dalam
keadaan agak basah, sehingga mempunyai sifat elastisitas yang baik dan mudah
untuk dibentuk, biasanya menggunakan “rangka celah”.
v
Bentuk benda kerja yang di kehendaki (misal
nya):
Bentuk rangka
celah nya:
v
Model
v
Kerangka bawah
-
model atau pola ditempatkan didalam rangka celah pada
posisi terbalik
-
kerangka di isi pasir, kemudian di padatkan.
v
Kerangka atas
Guna saluran
lebih:
-
Untuk mengetahui (checking) apakah seluruh rongga cetak
sudah penuh terisi logam cair
-
Sebagai saluran/lubang penambah logam cair (pada proses
pendinginan
v
Kerangka atas dan bawah di-assembling
-
Sebelum di-assembling, kerangka cetak bawah dibalik,
model di keluar kan, permukaan (bekas) model di olesi dengan grafit yang di
cair kan
-
Rangka atas dan bawah di satukan dengan sebelum nya
inti di masukkan
-
Untuk benda-benda kerja yang bentuk nya sulit, maka
kerangka cetak dapat di buat lebih dari 2 (dua) bagian, sehingga “pipe” atau
rongga cetak dapat dihindarkan, atau di minimal kan.
Ø
Dry sand moulding
Cetakan dibuat dari pasir yang
kasar dengan menggunakan bahan perekat atau pengikat. Karena harus dipanaskan
di dalam dapur sebelum digunakan, maka tempat cetakan nya terbuat dari logam
(lihat gambar ilustrasi nya).
-
Guna
serbuk-serbuk sekam jarami:
untuk memudahkan keluarnya
gas-gas dari dalam cetakan
akibat penuangan logam cair.
-
Cetakan
pasir kering tidak
memuai, ketika terkena aliran
logam cair. Keunggulan
nya yang lain
adalah: bebas dari
gelembung-gelembung udara,
karena gelembung tersebur
dapat keluar melalui pori-pori pasir cetak dan sekam
jerami.
-
Cetakan jenis ini banyak digunakan di pabrik-pabrik
pengecoran baja.
-
Bila digunakan untuk
benda-benda coran yang
besar - besar, maka cetakan
dibuat langsung pada lubang-lubang galian yang tetap (pit muolding).
v
PENGECORAN
Ladle
v
PEMBONGKARAN/PENGELUARAN BENDA
CORAN ( BELUM BERSIH)
Ø
Pembersihan
Catatan:
-
Untuk memudahkan pengeluaran model, maka model harus
berbentuk tirus
-
Untuk bentuk-bentuk yang sulit, cetakan dapat dibuat
lebih dari 2 (dua) bagian.
v
PERLAKUAN
PANAS CORAN
Bila logam cair
membeku, maka akan terjadi penyusutan dan bila solidifikasi (proses penyusutan)
tersebut tidak dikendalikan dengan baik, maka akan terjadi rongga-rongga
penyusutan yang besar. Solidifikasi harus dikendalikan sedemikian rupa,
sehingga rongga penyusutan hanya terjadi di daerah saluran turun/saluran masuk
atau pada saluran penambah.
Pada gambar ilustrasi diatas,
terlihat adanya gradien suhu dan garis-garis isotermal serta arah aliran panas
di dalam suatu benda coran.
Umumnya,
rongga-rongga penyusutan terjadi di daerah dimana terdapat pembekuan yang
paling akhir, artinya di daerah yang suhu nya paling tinggi (panas
terperangkap).
Untuk mengatasi
hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
-
menyiapkan logam cair “stand-by” di daerah saluran
penambah
-
menempat kan bahan kimia “eksotermik” dai daerah benda
coran, dengan demikian suatu daerah tertentu akan tetap panas
-
menempatkan pompa vacuum dibagian bawah cetakan,
sehingga logam cair mengalir lebih cepat untuk mengisi seluruh rongga-rongga
cetakan
GAMBAR STRUKTUR
MIKRO PADA BAJA COR (CAST IRON)
Gb : Struktur micro baja
cor maliable (mampu tempa)
Gb:
Struktur micro baja kelabu
DAFTAR PUSTAKA
- Proses Pembuatan Baja, From http://www.scribd.com/doc/54999880/Proses-Pembuatan-Baja
- Teknik Pengecoran Logam, From http://www.gudangart.com/2011/10/pengecoran-logam-teknik-pengecoran_15.htmlproses pembuatan baja
Langganan:
Postingan (Atom)